Oleh Achmad Uzaimi
Kata orang bijak; semua berubah, yang tetap adalah perubahan itu sendiri. Dijadikan atau terjadi dengan sendirinya perubahan itu tetap terjadi. Suka atau tidak, mau atau tidak, siap atau tidak, perubahan akan tetap terjadi. Dari besar menjadi kecil atau sebaliknya, dari muda menjadi tua, dari cantik menjadi usang, dari terpakai menjadi tak pakai; itulah perubahan. Setiap orang ada di dalamnya, sadar atau tidak disadari seseorang itu sedang berubah.
Kalau lihat orang tua, mereka adalah sebab adanya seseorang di dunia ini, tak akan bisa membalas budinya, tak layak tangannya di bawah, apalagi diberi sedekah. Mereka patut diberi hadiah, diberi usul bukan hujah. Sayang padanya tak boleh ada pemisah. Dulu emak cantik, bapak gagah, sekarang tak seperti sudah-sudah. Semua berubah tapi satu yang tetap doa, harapan, sayangnya agar anaknya selamat dunia akhirat.
Nasehat orang tua, kalau melihat pasangan kita jangan lihat yang berkurang, tapi lihatlah yang bertambah. Cantik atau ganteng, muda atau gagah, daya ingat atau kepintaran, kekuatan atau kemampuan akan berkurang. Sayang, perhatian, cinta, tanggung jawab, inspirasi, kenangan, jasa, susah payahnya, pengorbanan terus bertambah. Dua keadaan yang sama berubah dalam dimensi yang sama pula yaitu waktu.
Melihat anak, dari dalam perut ibunya telah banyak harapan yang diletakkan padanya, doa dipanjatkan agar dia lahir selamat dan sehat. Setelah lahir diadzankan-diiqomahkan semakin bermacam-macam pikiran berkecamuk. Seiring tumbuhnya, cara bicara, cara memandang, cara memperlakukan sampai cara memberikan makanannya pun berubah. Pengorbanan yang diberikan selama ini telah membuat hati semakin sayang, gembiranya jadi penghibur hati, sedihnya menjadi introspeksi dan ishlah diri. Dia adalah amanah Allah Swt sekaligus hadiah yang tak tergantikan. Ingin bersama selamanya dunia akhirat. Yang tetap adalah harapan agar mudah hidupnya dunia akhirat.
Melihat teman, perubahan apa yang terjadi padanya kadang-kadang tak disadari kita pun sedang diperhatikan, perubahan apa yang ada dalam diri kita. Lingkaran pinggang, rambut-rambut muka, tambahan atau berkurangnya aksesoris sampai cara dia melihat kita. Semakin hari semakin tambah usia, semakin jarang bersama, semakin sibuk dengan hal masing-masing. Berganti dengan yang teman lain pula sehingga kalau setelah sekian waktu tak bertemu jika bertemu akan sedikit memaksa diri mengingat kembali, ini teman dimana, semasa apa dan macam-macam aksi untuk “menjaga” hatinya. Yang tetap adalah sensasi (seeer) bersama.
Melihat perubahan, semua berubah dan akan terus berubah, tapi amatilah pasti ada satu, dua atau beberapa yang tetap (something stays the same). Setiap yang hidup pasti mengalami mati (Firman Allah SWT).
Tanjung Pinang, 2 Juli 2009